Rabu, 06 Januari 2010

PRODUKSI GULA UBIKAYU SKALA PEDESAAN

PRODUKSI GULA UBIKAYU SKALA PEDESAAN

Sebagai bahan kaya pati, ubikayu (kasava) merupakan bahan olah penting bagi pembuatan gula cair, khususnya sirup glukosa. Potensi pasarnya cukup kuat karena semakin luas penggunaannya oleh berbagai industri makanan dan industri obat-obatan. Masyarakat pedesaan berpeluang pula menambah nilai tambah produksi ubikayu mereka dengan mengolahnya menjadi sirup glukosa.

Nur Richana dkk dari Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian menunjukkan adanya peluang industri kecil gula cair kasava tingkat pedesaan dengan tersedianya alat-alat produksi pengolahan sederhana. Di antaranya ialah tangki reaktor berpengaduk yang bisa berfungsi untuk beberapa tahap pengolahan, penyaring bertekan dan kolom penukar ion.

Tangki reaktor berpengaduk digunakan untuk tahap-tahap proses likuifikasi, sakarifikasi dan proses penguapan. Tangki dilengkapi dengan alat pengaduk yang digerakkan motor, pengatur suhu. Pemanasan bisa menggunakan bahan bakar gas, minyak tanah atau lainnya.

Penyaring bertekan (filter press) berfungsi menyaring hasil proses pemucatan untuk menghasilkan sirup glukosa yang jernih. Sedangkan kolom penukar ion yang terdiri dari tiga kolom masing-masing secara berurutan berisi resin kation, resin anion dan kombinasi resin anion dan kation yang akan dilewati sirup.

Pembuatan sirup glukosa dilakukan melalui hidrolisis asam atau hidrolisis enzimatis terhadap pati. Dikemukakan, hidrolisis secara enzimatis dapat menghasilkan derajat konversi pati menjadi glukosa lebih tinggi dibanding hidrolisis secara asam.

Segi positif lainnya adalah aroma yang tetap bertahan. Tahapan proses pengolahan sirup glukosa sejak dari pati ialah likuifikasi, sakarifikasi, pemucatan, penyaringan, penukaran ion, penguapan, pengemasan dan penyimpanan. Berikut contoh proses dan proporsi takaran pada penanganannya dengan menggunakan bahan baku pati kasava sebanyak 20 kg yang akan menghasilkan gula cair sekitar 15-19 kg.

Pada tahap lukuifikasi, suspensi pati hasil campuran 20 kg pati dengan 60 liter air dipanaskan sampai mendidih sehingga tergelatinasi, yakni berubah menjadi kental. Pada saat pemanasan yang berlangsung selama 60 menit ini ditambahkan α-amilase sebanyak 20 ml sehingga terjadi proses dekstrinasi, yakni pecahnya pati menjadi dekstrin.

2 komentar: