Sabtu, 09 Januari 2010

Kumpulan Kata Bijak

“Saya mencintai kehidupan, tetapi saya tidak takut akan kematian. Betapapun, sebisa mungkin saya lebih suka meninggal paling belakangan.”
Georges Simenon-Pencipta Karakter Detektif Fiksi Inspektur Maigret

“Kata-kata yang baik memiliki daya kreatif, kekuatan yang membangun hal-hal mulia, dan energi yang menyiramkan berkat-berkat kepada dunia.”
Lawrence G Lovasik, Motivator dan Konselor Kerohanian Amerika Serikat

“Harta sejati adalah kesehatan, bukan emas dan perak.” Mahatma Gandhi (1869-1948), Pemimpin Besar India

Begitulah cinta, ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati… terkembang dalam kata… terurai dalam perbuatan…

“Elemen terpenting kita bukan pada otak. Namun, pada apa yang menuntun otak kita–kepribadian, hati, kebaikan, dan ide-ide progresif.” Fyodor Dostoyevsky (1821-1881)

“Harapan adalah tabir alami untuk menyembunyikan ketelanjangan kebenaran.”
Alfred Bernhard Nobel, Penemu-Ilmuwan Swedia

“Kecantikan bukan berada pada raut wajah, dia terpancar bagai serunai sinar dari dalam hati.” Kahlil Gibran (1883-1931), Pujangga

“Cinta dan keajaiban memiliki persamaan besar. Keduanya memperkaya jiwa dan mencerahkan hati.” Nora Roberts, Novelis Cinta AS

“Sekuntum mawar akan menjadi kebunku. Seorang sahabat sejati akan menjadi duniaku.” Leo Buscaglia (1924-1998), Sastrawan AS

“Sekuntum mawar akan menjadi kebunku. Seorang sahabat sejati akan menjadi duniaku.” Leo Buscaglia (1924-1998), Sastrawan AS

Hadapilah setiap tantangan yang menghadang dengan lapang dada, seakan Anda telah tersentuh gairah kemenangan.” George S Patton (1885-1945) Jenderal AS di Perang Dunia I dan II

“Elemen terpenting kita bukan pada otak. Namun, pada apa yang menuntun otak kita–kepribadian, hati, kebaikan, dan ide-ide progresif.”
Fyodor Dostoyevsky (1821-1881), Novelis Rusia
“Mencintai artinya berbagi kebahagiaan demi kebahagiaan orang yang kita cintai.” GW Von Leibnitz, Matematikawan-Penemu Kalkulus
“Hampir semua pria memang mampu bertahan menghadapi kesulitan. Namun, jika Anda ingin menguji karakter sejati pria, beri dia kekuasaan.”

Abraham Lincoln (1809-1865), Presiden AS ke-19

“Kita tidak bisa mengubah masa lalu. Kita tak bisa mengubah sesuatu yang tak bisa dihindari. Satu hal yang bisa kita lakukan adalah berpegang pada tali yang kita punya. Dan itu adalah perilaku yang benar.” Charles R Swindoll, Penulis AS

“Suatu nasihat dinilai dari hasil, bukan dari niat.” Cicero, Filsuf-Negarawan Masa Romawi

“Hanya ada dua kata yang menuntun Anda pada kesuksesan. Kata-kata itu adalah “ya” dan “tidak.” Tidak diragukan, Anda telah sangat ahli untuk berkata “ya.” Sekarang, berlatihlah berkata “tidak.”Cita-cita Anda bergantung padanya. Jack Canfield, Penulis Seri Buku Laris Chicken Soup for the Soul

Tak ada yang menyambut satu Januari dengan apatis. Karena hari tu adalah awal dari semua hari menjelang dengan penuh harapan, suatu momen melepas masa yang telah ditinggalkan.” Charles Lamb, Sastrawan Inggris

“Berbahagialah selalu. Karena itu adalah salah satu cara menjadi bijaksana.” Sidonie Gabrielle, Sastrawan Prancis (1873-1954)

“Bertahan hidup artinya selalu siap untuk berubah; karena perubahan adalah jalan menuju kedewasaan. Dan kedewasaan adalah sikap untuk selalu mengembangkan kualitas pribadi tanpa henti.” Henri Bergson, Filsuf Prancis (1859-1941)

“Visi bisa jadi adalah kekuatan terbesar kita. Ia selalu membangkitkan daya dan kesinambungan hidup; Ia membuat kita memandang masa depan dan memberi kerangka tentang apa yang belum kita ketahui.” Li Ka Shing, Milyuner Hongkong

“Di masa lalu, pemimpin adalah bos. Namun kini, pemimpin harus menjadi partner bagi mereka yang dipimpin. Pemimpin tak lagi bisa memimpin hanya berdasarkan kekuasaan struktural belaka.” Ken Blanchard,Pebisnis-Konsultan

“Jangan pernah menyesal setelah Anda mengungkapkan suatu perasaan. Karena jika demikian, Anda sama saja menyesali kebenaran.” Benjamin Disraeli, Mantan PM Inggris-Novelis

Jauhilah kebiasaan menggunjing, karena menyebabkan tiga bencana: pertama, doa tak terkabul. Kedua, amal kebaikan tak diterima. Dan ketiga, dosa bertambah (Riwayat Ali bin Abi Thalib)

“Di tiap jengkal kehidupan, sang hujan memang harus tercurahkan.

Kadang hari-hari memang harus dilalui dalam selingkup awan kelabu dan kedukaan.”
Henry Wadsworth Longfellow, Pujangga AS (1807-1882)

Kurangnya loyalitas dalam hal apa pun seringkali menjadi salah satu penyebab
utama kegagalan pada perjalanan hidup kita. Napoleon Hill,Sastrawan AS (1883-1970)

“Perubahan adalah kata lain untuk berkembang atau mau belajar. Dan, kita semua mampu melakukannya jika berkehendak.” Prof Charles Handy, Filsuf

“Penampilan fisik hanyalah sekilas dari apa yang sebenarnya tidak terlihat.” Anaxagoras, Filsuf Yunani

“Kadang kala, justru keputusan kecil yang akan mampu merubah hidup kita selamanya.” Keri Russell, Aktris “Jalan awal terbaik untuk mewujudkan segala impian Anda adalah bangun dan bangkit dari tempat tidur.” Paul Valery, Pujangga Prancis (1875-1941)

“Mereka yang berjiwa lemah tak akan mampu memberi seuntai maaf tulus.
Pemaaf sejati hanya melekat bagi mereka yang berjiwa tangguh.” Mohandas Gandhi

“Cinta kadang kala merupakan sebuah keajaiban. Namun keajaiban kadang kala
justru hanya sebuah ilusi.” Minoo Javan, Selebriti-Penyanyi

“Perdamaian bukanlah berarti ketidakhadiran peperangan semata; Namun, ia adalah sebuah nilai-setonggak karakter kebaikan, kepercayaan, dan keadilan sejati.” Baruch Spinoza, Filsuf (1632-1677)

“Jika seseorang belum menemukan sesuatu untuk diperjuangkan hingga akhir hayatnya,
maka kehidupannya tidak berharga.” Martin Luther King Jr,Aktivis HAM AS

“Jika Anda bisa membuat orang lain tertawa, maka Anda akan mendapatkan semua cinta yang Anda inginkan.” Art Buchwald,Kolumnis Peraih Hadiah Pulitzer

“Karena bukan di telingaku kau membisik, namun di hatiku.
Karena bukan di bibirku kau mengecup, namun di jiwaku.” Judy Garland, Aktris Hollywood (1922-1969)

“Ketika kekuatan akan cinta melebihi kecintaan akan kekuasaan, maka dunia pun menemukan kedamaian.” Jimi Hendrix, Gitaris Rock AS

“Ketahuilah, hal-hal terindah di dunia ini terkadang tak bisa terlihat dalam pandangan atau teraba dengan sentuhan; mereka hanya bisa terasakan dengan hati.”
Helen Keller, Penulis Tuna Wicara-Netra AS (1880-1968)

“Jangan menjadi pohon kaku yang mudah patah. Jadilah bambu yang mampu bertahan
melengkung melawan terpaan angin.” (Bruce Lee, Aktor Laga Kungfu)

“Bukti tertinggi pencapaian sebuah nilai adalah memiliki kekuasaan
tak terbatas namun tanpa menyalahgunakannya.” (Thomas Babington, Politisi-Sejarahwan)

Kita tidak dapat memperoleh pikiran yang damai kecuali kita dapat berhubungan dengan
Sumber kedamaian yang yang ada di dalam diri kita. Damai yang kamu miliki dalam dirimu, dan jika kamu mencarinya di luar,kamu tidak akan pernah menemukannya.
(Maha Guru Ching Hai)

Pengetahuan ada dua macam :yang telah kita ketahui dengan sendirinya atau
yang hanya kita ketahui dimana ia bisa didapatkan. (George Bernard Shaw)

Orang yang tidak bisa memaafkan orang lain,sama saja dengan orang yang memutuskan
jembatan yang harus dilaluinya,karena semua orang perlu di maafkan. (Thomas Fuller)

Cinta adalah tamu yang selalu datang tanpa undangan tapi kepergiannya tidak pernah diharapkan.Dan sesungguhnya hati akan merasa memiliki cinta apabila cinta itu telah pergi.

Kebebasan itu berasal dari manusia,tidak dari undang-undang atau institusi. (Clarence Darrow)

Anda belum bisa dibilang kaya sampai Anda memiliki sesuatu yang tidak dapat dibeli uang. (Natalie Portman, aktris)

Saya tidak mengetahui kunci menuju kesuksesan,tetapi kunci menuju kegagalan
adalah berusaha untuk menyenangkan semua orang. (Natalie Portman, aktris)

Nilai seseorang itu ditentukan dari keberaniannya memikul tanggung jawab,
mencintai hidup dan pekerjaannya (Kahlil Gibran)

Uang tidak akan pernah cukup untuk menyembuhkan perasaan sakit dan kebingungan. (Wynona Rider, aktris)

Bekerja dengan rasa cinta berarti melebur diri dengan jiwa sendiri,diri orang lain juga Tuhan (Kahlil Gibran)

Kata yang paling indah bagi umat manusia adalah ‘Ibu’ dan panggilan paling indah adalah ‘Ibuku’. Ini adalah kata penuh harapan dan cinta yang keluar dari kedalaman hati paling dalam. (Kahlil Gibran)

Jika Anda tak dapat memahami teman dalam semua keadaan,maka Anda tak akan pernah dapat memahaminya sampai kapanpun. (Kahlil Gibran)

Kerja adalah wujud nyata cinta. Jika kita tak dapat bekerja dengan kecintaan namun hanya dengan kebencian, lebih baik tinggalkan pekerjaan itu,lalu duduklah di gerbang rumah ibadah untuk menerima derma dari mereka yang bekerja dengan suka cita (Kahlil Gibran)

Selalu ada keindahan dalam setiap masalah.Itu adalah salah satu cara kita belajar
Kecantikan bukan di wajah,melainkan cahaya yang keluar dari dalam hati. (Kahlil Gibran)

Semua yang dimulai dengan rasa marah, akan berakhir dengan rasa malu. (Benjamin Franklin)

Kalau rumput dapat tumbuh melalui semen,cinta dapat ditemukan setiap saat dalam hidup Anda. (Cher)

Pada saat-saat tertentu,seringkali sebaiknya kita bergantung pada intuisi. (Natalie Portman, aktris)

Orang yang berjiwa besar memiliki dua hati, satu hati menangis dan yang satu lagi bersabar (Khalil Gibran)

Kesatuan dan kesederhanaan adalah dua sumber kecantikan sejati.
(Johann Joachim Winckelmann)

Rasa sakit akan memudar,tetapi kecantikan sejati akan abadi (Pierre Auguste Renoir)

Cinta sejati tidak datang kepadamu,tetapi harus datang dari dalam dirimu.

(Julia Roberts, aktris)

Anda tidak akan pernah salah selama selalu berpegang pada kebenaran.
(Sharon Stone, aktris)

“Dalam setiap keindahan, selalu ada mata yang memandang. Dalam setiap kebenaran, selalu ada telinga yang mendengar. Dalam setiap kasih, selalu ada hati yang menerima.”
Ivan Panin, Matematikawan Rusia (1855-1942)

“Waktu terkadang terlalu lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu cepat bagi yang takut, terlalu panjang bagi yang gundah, dan terlalu pendek bagi yang bahagia. Tapi bagi yang selalu mengasihi, waktu adalah keabadian.” Henry Van Dyke, Pujangga AS

“Belajar bagaimana cara belajar adalah keahlian terpenting dalam hidup.”
Tony Buzan, Penemu Metode Mind Mapping

Cinta monyet: “Aku mencintai karena aku dicintai”.
Cinta sejati: “Aku dicintai karena aku mencintai.”
Cinta monyet: “Aku mencintaimu karena aku membutuhkanmu.”
Cinta sejati: “Aku membutuhkanmu karena aku mencintaimu.”
Erich Fromm, Pakar Sosiologis-Psikologi Sosial Filsuf Humanis

“Di tiap musibah yang menimpa Anda, ingatlah untuk bercermin
dan bertanya tentang daya apa yang bisa Anda upayakan guna menarik
pelajaran positif dari kejadian itu.” (Epictetus, Filsuf Yunani)
Jika kita memiliki mimpi
pikirkan itu secara terus-menerus
karena pikiran itu akan membangkitkan kita untuk melakukan sebuah perbuatan dalam rangka menggapai mimpi
asalkan kita mau berusaha pasti ada jalan
jangan pernah putus asa
tidak ada kata sia-sia dan percuma
kegagalan adalah kemenangan yang tertunda
keyakinan dan keberanian disertai doa dan kerja keras
adalah modal mencapai kesuksesan

setidaknya jika kita gagal
ada sesuatu yang jauh lebih berharga yang kita dapat
Kesabaran dan Keiklasan
hal itu yang dapat membantu kita bangun dan berdiri
Kembali…

Rabu, 06 Januari 2010

Cara Membuat Nata De Coco

Pasti para pembaca sekalian pernah menikmati segarnya es nata de coco. Apalgi kalau sedang berbuka, wuih, luar biasa. Nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan mikroba Acetobacter xylinum, yang berbentuk padat, berwarna putih, transparan, berasa manis dan bertekstur kenyal. Selain banyak diminati karena rasanya yang enak dan kaya serat, pembuatan nata de coco pun tidak sulit dan biaya yang dibutuhkan tidak banyak sehingga dapat dilakukan di rumah, pasti bangga dong makan nata de coco buatan sendiri, mau mencoba?……

Nah berikut langkah-langkah singkat dan praktis dalam membuat nata de coco, selamat mencoba!!!

eitt, sebelumnya siapkan dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan nata de coco antara lain:

1. 100 liter air kelapa
2. 100 gram(gr) gula pasir
3. 500 gram (gr) ZA
4. 50 mili liter (ml) asam cuka/ asam asetat
5. 1 sendok makan asam sitrat

Langkah Kerja dalam pembuatan nata de coco antara lain meliputi:

1. Menyaring 100 liter air kelapa, kemudian ditambahkan dengan:
1. 100 gr gula pasir
2. 500 gram (gr) ZA
3. Mendidihkan campuran bahan-bahan nomor 1 di atas, kemudian mematikan api kompor, dan menambah campuran tersebut dengan 50 mili liter (ml) asam cuka/ asam asetat.
4. Pembuatan starter
1. Mensterilisasi botol, dengan cara memasukkan air campuran air kelapa yang telah mendidih ke dalam botol hingga setinggi leher botol dan membiarkannya selama kurang lebih 5 menit, kemudian menuangkan isi air kelapa dan mendidihkannya kembali sedangkan botolnya ditutup dengan koran yang telah disterilkan.
2. Memasukan air kelapa yang sudah didihkan pada nomor 2 sebanyak 600 ml, kemudian menutupnya dengan kertas koran dan membiarkannya hingga dingin (memeramnya selama ± 1 hari).
3. Setelah dingin (± 1 hari), menambahkan starter yang berumur 6 hari ke dalam botol berisi campuran air kelapa yang telah didinginkan tadi (1 botol stater digunakan untuk 5–6 botol), dan memeramnya kembali selama kurang lebih 6 sampai 7 hari.
5. Pembuatan Nata de Coco
1. Menyiapkan nampan yang telah disterilisasikan (melalui pemanasan oleh sinar matahari/pencelupan nampan bersih ke dalam air panas).
2. Memasang karet gelang pada bagian tengah nampan hasil sterilisasi.
3. Memasukkan air kelapa hasil pendidihan (seperti poin 2) ke dalam loyang ± 1—1,5 liter di setiap loyang, kemudian menutupnya dengan koran dan mengikatnya dengan karet ban. Setelah itu dibiarkan hingga dingin (memeramnya selama ± 1 hari).
4. Setelah dingin (± 1 hari) dilakukan inokulasi yaitu menambahkan starter yang berumur 6 hari ke dalam loyang berisi campuran air kelapa yang telah didinginkan tadi (diperam), dan memeramnya kembali selama 7 hari.

NB: Agar bakteri Acetobacter xilynum dapat bekerja dengan baik, yaitu mengubah glukosa menjadi selulose atau dalam pembentukan lapisan nata maka kondisi lingkungan disekitarnya juga harus mendukung. Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan nata de coco yaitu kondisi peralatan serta ruangan yang cukup steril. Apabila kondisi ruangan kurang steril sehingga memungkinkan sirkulasi udara berjalan seperti biasa maka peluang untuk terjadinya kontaminasi pada nata yang diproduksi cukup besar, begitu pula jika peralatan yang digunakan kurang steril maka juga dapat menimbulkan kontaminasi (kerusakan pada lapisan nata yang diproduksi).

Nah, jika nata dirasa telah terbentuk, sekarang tinggal dipanen, berikut cara-cara pemanenannya:

1. Pemanenan Nata
1. Nata yang terbentuk diambil dan dibuang bagian yang rusak (jika ada), lalu dibersihkan dengan air (dibilas). Kemudian direndam dengan air bersih selama 1 hari.
2. Pada hari kedua rendaman diganti dengan air bersih dan direndam lagi selama 1 hari.
3. Pada hari ketiga nata dicuci bersih dan dipotong bentuk kubus (ukuran sesuai selera) kemudian direbus hingga mendidih dan air rebusan yang pertama dibuang.
4. Nata yang telah dibuang airnya tadi, kemudian direbus lagi dan ditambahkan dengan satu sendok makan asam sitrat.
5. Pengolahan
1. Jika ingin dimasak sebagai campuran es buah, nata hasil point 5 d, ditambah dengan gula dan sirup sesuai selera.
2. Jika ingin digunakan dilain hari dapat disimpan di dalam lemari es.
6. Pengemasan Nata
1. Nata hasil 5 d dimasukkan ke dalam plastik dalam kondisi masih panas (mendidih) dan diusahakan tidak terdapat gelembung udara dalam kemasan.
2. Plastik (kemasan) ditutup rapat dengan karet atau sealer.
3. Nata siap dipasarkan.

Singkong Berubah Gula

GULA SINGKONG MUDAH BERCAMPUR DENGAN BAHAN LAIN, HARGANYA LEBIH MURAH , DAN LEBIH MUDAH DISERAP TUBUH KARENA BERUPA GLUKOSA. DENGAN KELEBIHAN ITU DUNIA INDUSTRI MEMERLUKAN GULA SINGKONG DALAM JUMLAH BESAR.

Saat ini harga gula pasir Rp8.000 per kg. Gula asal tebu Sacharum officinarum merupakan sumber pemanis utama. Kebutuhan gula nasional mencapai 4,3-juta ton per tahun. Padahal, produksi dalam negeri hanya 2,72-juta ton per tahun, sehingga untuk mencukupi kebutuhan Indonesia harus mengimpor.

Pantas bila harga gula cenderung melonjak karena hampir 50% kebutuhan nasional bergantung pada impor. Bila harga gula di pasar dunia naik, maka harga di dalam negeri pun ikut melonjak. Oleh karena itu konsumen-terutama dunia industri-melirik sumber pemanis alternatif. Menurut Dr Nur Richana, periset di Balai Besar Pascapanen Pertanian, pemanis alternatif yang berpotensi adalah gula cair. ‘Gula cair dapat mudah dibuat dari hidrolisis pati. Sumber pati pun melimpah seperti singkong,’ kata Richana.

Enzimatis

Mengapa singkong? Singkong sebagai sumber pati ketersediaannya memadai. Luas penanaman singkong cenderung meningkat. Pada 2008, luas tanam kerabat jarak itu 1.204.933 ha meningkat dari setahun sebelumnya yang 1.201.481 ha. Harganya pun lebih murah ketimbang sumber pati lain seperti jagung. Selain itu rendemen juga sangat tinggi, mencapai 80-95%. Artinya dari sekilo tapioka menghasilkan 800-950 g gula cair. Untuk memproduksi gula cair, produsen dapat memanfaatkan tapioka alias tepung singkong. Dari sekilo singkong menghasilkan 250-300 g pati. Menurut Richana gula cair dari tapioka dibuat dengan teknologi enzimatis. Prosesnya terdiri atas dua tahap: likuifikasi dan sakarifikasi yang melibatkan enzim. Likuifikasi merupakan pemecahan pati menjadi dekstrin dengan bantuan enzim alfa-amilase. Sedangkan sakarifikasi berupa penguraian dekstrin menjadi glukosa dengan enzim amiloglukosidase.

Pada tahap likuifikasi, produsen mencampur tapioka dengan air. Tiga liter air untuk melarutkan sekilo tapioka dan diaduk rata. Campuran itu lalu dipanaskan pada suhu 95-105oC. Selama pemanasan, produsen menambahkan 0,8 ml enzim alfa-amilase per kg pati tapioka. Tingkat keasaman larutan juga dipertahankan pada pH 6,2-6,4. Caranya dengan menambahkan natrium hidroksida atau kalsium klorida.

Setelah 60 menit, tepung tapioka itu terdegradasi menjadi dekstrin (baca: Olah Tapioka Jadi Dekstrin, Trubus Agustus 2009). Setelah didinginkan hingga suhu 60oC, produsen menambahkan 0,8 ml enzim amiloglukosidase per kg pati. Proses itu disebut sakarifikasi yang berlangsung selama 76 jam. Selama sakarifikasi pH diatur pada kisaran 4-4,6 dengan menambahkan asam klorida ke dalam larutan pati. Proses sakarifikasi dihentikan dengan memberikan 0,5-1% arang aktif per kilogram pati. Arang aktif mampu mengikat, menggumpalkan, dan mengendapkan kotoran-kotoran yang terdapat dalam gula cair. Selain itu arang aktif berfungsi menghentikan aktivitas enzim. Tahap itu disebut pemucatan. Setelah itu lakukan penyaringan untuk memisahkan gula cair dengan karbon aktif dan endapan kotoran. Penyaringan bertujuan menghasilkan gula cair dengan tingkat kejernihan 93%. Bila belum tercapai, ulangi kembali pemucatan dan penyaringan.

Gula cair kemudian dilewatkan ke dalam tabung berisi penukar ion. Tabung penukar ion terdiri atas 3 tabung masingmasing berisi resin kation, anion, dan campuran anion serta kation. Tujuannya untuk mengikat dan memisahkan ion-ion logam dan kotoran yang larut dalam gula cair.

Tahap terakhir adalah evaporasi. Produsen memasukkan gula cair yang telah melewati tabung penukar ion itu ke dalam evaporator untuk meningkatkan kemurnian gula. Proses evaporasi berlangsung pada suhu 50-60oC. Indikasi evaporasi selesai ketika gula cair berhenti menetes dari pipa evaporator. Dengan pemurnian itu kadar kemanisan gula cair meningkat, semula 30-36o briks menjadi 60-80o briks.

Skala rumahan

Selama ini gula cair banyak digunakan oleh industri pangan dan farmasi. Gula cair sebagai substitusi sukrosa dalam pembuatan es krim, sirup, pemanis makanan dan minuman, serta obatobatan. Menurut Richana penggunaan gula cair asal singkong pati lebih sehat ketimbang pemanis sintetis. Beberapa produsen gula cair adalah PT Sumber Manis, PT Sugarindo Inti, dan PT Indo Fructose Abadi. Richana mengatakan dengan teknologi enzimatis, produsen skala rumahan memungkinkan untuk memproduksi gula cair.

‘Pada musim hujan perajin tapioka sulit mengeringkan tepung sehingga mutu pati jelek dan harga jual rendah. Bila dimanfaatkan untuk gula cair, maka pati basah dapat langsung diolah dan memiliki nilai tambah lebih tinggi,’ kata doktor Teknologi Bioproses alumnus Institut Pertanian Bogor itu.

Harga gula cair dengan kemanisan 80o briks, misalnya, Rp5.000. Sedangkan biaya produksi Rp3.000 per kg. Menurut Ade Iskandar, produsen olahan singkong di Bogor, Jawa Barat, prospek gula cair sangat bagus. Sebab, kebutuhan industri sangat tinggi dan selama ini masih harus mengimpor. (Ari Chaidir)

Gula Asal Singkong

1. Larutkan tepung tapioka dalam air dengan perbandingan 1 : 3.
2.

Panaskan pada suhu 95-105oC dan tambahkan 0,8 ml enzim alfa-amilase per kg pati sembari diaduk rata.

1. Setelah 60 menit pemanasan, dinginkan larutan hingga bersuhu 60oC. Untuk memastikan pati telah terdegradasi menjadi dekstrin dilakukan uji iod dengan meneteskan iodium pada sampel bahan. Bila iod berwarna cokelat berarti semua pati sudah terdegradasi menjadi dekstrin. Kemudian tambahkan 0,8 ml enzim amiloglukosidase per kg pati. Diamkan larutan selama 76 jam hingga menjadi cairan gula.
2. Tambahkan 0,5-1% arang aktif per kg pati ke dalam gula cair untuk mengikat, menggumpalkan, dan mengendapkan pati, serta menghentikan aktivitas enzim. Saring larutan untuk memisahkan gula cair dari karbon aktif dan kotoran sehingga tingkat kejernihan gula 93%. Bila belum tercapai, ulangi kembali pemucatan dan penyaringan.
3. Alirkan gula cair melalui tabung berisi penukar ion untuk mengikat dan memisahkan ion-ion logam dan kotoran dalam gula cair. Tabung penukar ion terdiri atas 3 tabung masing-masing berisi resin kation, kation, dan campuran anion dan kation.
4. Evaporasikan gula ke dalam evaporator untuk meningkatkan kadar kemurnian gula. Proses evaporasi berlangsung pada suhu 50-60oC. Sekarang pemanis asal singkong itu pun siap pakai.*** sumber: http://www.trubus-online.co.id/mod.php?

Produksi Amilase

Perkembangan pengetahuan tentang bio-etanol sebagai energi alternatif menjadikan orang berlomba-lomba membuatnya dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya alam yang ada. salah sau bahan baku utama di Indonesia yang dilirik adalah singkong atau ubikayu.

Kendala kemudian muncul ketika pengetahuan yang lebih baik telah diperolehnya yakni diperlukan enzim amilase untuk memecah pati menjadi glukosa agar dapat dijadikan bahan baku fermentasi alkohol.

Amilase umumnya mahal karena yang dijual dalam bentuk murni dan sulit pula diperoleh sehingga banyak yang menanyakan dapatkah kita memproduksi sendiri?

Artikel ini mencoba memberi inisiasi bagi siapa saja yang tertarik dengan bio-etanol, namun terkendala dengan amilase atau ingin bisnis amilase. Silahkan artikel ini dikembangkan ke arah besar dan ekonomis dengan beberapa modifikasi tentunya.

Amilase dihasilkan oleh ebrbagai organisme hidup mulai dari bakteri, jamur, tumbuhan bahkan manusia itu sendiri. Bakteri dan jamur mengeluarkan amilase dari dalam selnya (ekstraselular) yang berguna untuk memecah pati yang tidak larut menjadi produk akhir yang larut (glukosa dan maltosa) yang akan diserap ke dalam sel.

Amilase dikalsifikasikan berdasar cara memecah molekul pati:

1. alfa-amilase – mereduksi viskositas patidengan memecah ikatannya secara acak, oleh sebab itu dihasilkan rantaian glukosa dengan berbagai ukuran.
2. beta-amilase – memecah ikatan glukosa-glukosa dengan memisahkan 2 unit glukosa, sehingga dihasilkan maltosa.
3. Amiloglukosidase (AMG) memecah ikatan dari sisi non reduksi dati rantai lurusnya dan menghasilkan glukosa

kebanyakan amilase dari mikrobia mengandung ketiga jenis enzim ini.

Selain dapat digunakan untuk membantu membuat etanol, amilase juga dapat dimanfaatkan untuk membuat sirup jagung, aditif pada deterjen dan digunakan pada pembuatan beer.

Mikroorganisme yang baik digunakan untuk produksi dapat berupa organisme lokal atau bukan dan dapat diisolasi sendiri. Mikroorganisme yang digunakan untuk produksi amilase adalah: Bacillus subtilis, B. licheniformis, B. amyloliquifaciens dan Aspergillus niger.

Untuk memproduksi enzim dari jamur digunakan medium cair agar mudah memanennya. Disini kami sajikan medium yang digunakan dalam praktikum mahasiswa, sedang untuk industri silahkan dimodifikasi sendiri.

Komposisi medium (gram per liter):

* KH2PO4 sebanyak 1,4
* NH4NO3 sebanyak 10
* MgSO4.7H2) sebanyak 0,5
* FeSO4.7H2O sebanyak 0,01
* Pati larut sebanyak 20

atur pH menjadi 6,5, masukkan dalam erlenmeyer 50 mL sebanyak 30 – 40 mL medium dan sterilkan pada suhu121 C selama 15 menit.

Setelah dingin, masukkan suspensi spora jamur sebanyak 0,5 mL

Inkubasi selama 3 hari pada suhu kamar dalam penggojong dengan putara 200 rpm. Namun jika tidak ada yang lakukan penggojogan secara manual secara berkala

Hasil yang diperoleh kemudian disaring dengan kertas Whattman No 1. Filtrat yang diperoleh ini mengandung amilase kasar yang dapat digunakan secara langsung atau dimurnikan lagi.

Selamat mencoba.

Bioetanol; Bensin dari Singkong

Bangunan di tepi jalan alternatif ke kota Sukabumi itu tersembunyi di antara kebun singkong. Tak ada yang mengira di gedung 3 kali lapangan voli itu Soekaeni mengolah umbi singkong menjadi 2.100 liter bioetanol setiap bulan. Dari jumlah itu 300 liter dijual ke pengecer premium dan 800 liter ke pengepul industri kimia. Harga jual untuk kedua konsumen itu sama: Rp10.000 per liter, sehingga pensiunan PT Telkom itu meraup omzet Rp21-juta per bulan.

Biaya untuk memproduksi seliter bioetanol berbahan baku singkong berkisar Rp3.400- Rp4.000. Satu liter bioetanol terbuat dari 6,5 kg singkong. Dari perniagaan bioetanol pria kelahiran 6 September 1950 itu meraup laba bersih Rp12-juta per bulan. Selain singkong, sekarang ia juga memanfaatkan molase alias limbah tetes tebu sebagai bahan baku. Bioetanol produksi Soekaeni itulah yang dimanfaatkan sebagai campuran premium oleh para tukang ojek di Nyangkowek, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, untuk bahan bakar kendaraan bermotor. Satu liter premium diberi campuran 0,1 liter bioetanol.

Meski harganya lebih mahal ketimbang premium, mereka tetap membelinya karena kinerja mesin lebih bagus dan konsumsi bahan bakar lebih hemat. Setahun terakhir popularitas bioetanol alias etanol yang diproses dari tumbuhan dan biodiesel atau minyak untuk mesin diesel dari tanaman memang meningkat. Keduanya-bioetanol dan biodiesel-merupakan bahan bakar nabati. Bersamaan dengan tren itu, bermunculan produsen bioetanol skala rumahan. Menurut Eka Bukit, produsen bioetanol, kriteria skala rumahan bila produksi maksimal 10.000 liter per hari.

Saat ini volume produksi skala rumahan beragam, dari 30 liter hingga 2.000 liter per hari. Selain Soekaeni di Cicurug, Sukabumi, masih ada Sugimin Sumoatmojo. Warga Bekonang, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, itu mengolah 1.500 molase alias limbah pabrik gula menjadi 500 liter bioetanol per hari. Untuk menghasilkan 1 liter bioetanol pria kelahiran 31 Desember 1947 itu memerlukan 3 liter molase.

Ia mengutip laba Rp2.500 per liter sehingga keuntungan bersih mencapai Rp1.250.000 per hari. Selama sebulan, mesin bekerja rata-rata 30 hari. Dengan demikian total jenderal volume produksi mencapai 15.000 liter yang memberikan untung bersih Rp37,5-juta per bulan. Di Bekonang dan sekitarnya, produsen bioetanol skala rumahan menjamur. Menurut Sabaryono, ketua Paguyuban Perajin Bioetanol Sukoharjo, total produsen mencapai 145 orang.
Bahan berlimpah

Daftar produsen bioetanol skala rumahan kian panjang jika ditulis satu per satu. Mereka bertebaran di Sukoharjo, Pati, (Jawa Tengah), Natar (Lampung), Sukabumi (Jawa Barat), Minahasa (Sulawesi Utara), dan Cilegon (Banten). Para produsen kecil itu mengendus peluang bisnis bioetanol. Harap mafhum, bahan baku melimpah, proses produksi relatif mudah, dan pasar terbentang menjadi daya tarik bagi mereka.

Menurut Dr Arif Yudiarto, periset bioetanol di Balai Besar Teknologi Pati, ada 3 kelompok tanaman sumber bioetanol. Ketiganya adalah tanaman mengandung pati, bergula, dan serat selulosa. Beberapa tanaman yang sohor sebagai penghasil bioetanol adalah aren dengan potensi produksi 40.000 liter per ha per tahun, jagung (6.000 liter), singkong (2.000 liter), biji sorgum (4.000 liter), jerami padi, dan ubijalar (7.800 liter).

Pada prinsipnya pembuatan bioetanol melalui fermentasi untuk memecah protein dan destilasi alias penyulingan yang relatif mudah sehingga gampang diterapkan. Berbeda dengan proses produksi biodiesel yang harus melampaui teknologi esterifikasi dan transesterifikasi. Apalagi sebetulnya bioetanol bukan barang baru bagi masyarakat Indonesia. Pada zaman kerajaan Singosari-700 tahun silam-masyarakat Jawa sudah mengenal ciu alias bioetanol dari tetes tebu. Itu berkat tentara Kubilai Khan yang mengajarkan proses produksi.

Lalu pasar? Eka Bukit yang mengolah nira aren kewalahan melayani permintaan bertubi-tubi. Setidaknya 275.000 liter permintaan rutin per bulan tak mampu ia pasok. Permintaan itu datang dari industri farmasi dan kimia. 'Pasarnya luar biasa besar,' ujar alumnus Carlton University itu. Oleh karena itu Eka tengah membangun pabrik pengolahan bioetanol di Kabupaten Lebak, Banten. Menurut Indra Winarno, direktur PT Molindo Raya Industrial produsen di Malang, Jawa Timur, permintaan etanol, 'Tak terbatas.'

Pasok langsung
Sebagai substitusi bahan bakar premium, permintaan bioetanol sangat tinggi. Mari berhitung, 'Kebutuhan bensin nasional mencapai 17,5- miliar per tahun,' ujar Ir Yuttie Nurianti, manajer Pengembangan Produk Baru Pertamina. Yuttie menuturkan 30% dari total kebutuhan itu impor. Seperti diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No 5/2006 dalam kurun 2007-2010, pemerintah menargetkan mengganti 1,48-miliar liter bensin dengan bioetanol lantaran kian menipisnya cadangan minyak bumi.

Persentase itu bakal meningkat menjadi 10% pada 2011-2015, dan 15% pada 2016-2025. Pada kurun pertama 2007-2010 selama 3 tahun pemerintah memerlukan rata-rata 30.833.000 liter bioetanol per bulan. Dari total kebutuhan itu cuma 137.000 liter bioetanol setiap bulan yang terpenuhi atau 0,4%. Itu berarti setiap bulan pemerintah kekurangan pasokan 30.696.000 liter bioetanol untuk bahan bakar.

Pangsa pasar yang sangat besar belum terpenuhi lantaran saat ini baru PT Molindo Raya Industrial yang memasok Pertamina. Dari produksi 150.000 liter, Molindo memasok 15.000 liter per hari. Molindo menjual biopremium melalui Pertamina Rp5.000 per liter.

Mungkinkah produsen skala rumahan memasok Pertamina? Kepada wartawan Trubus Imam Wiguna, Yuttie mengatakan, 'Pertamina menerima berapa pun pasokan bioetanol dari pihak swasta. Yang penting memenuhi syarat.' Syarat yang dimaksud sang manajer adalah berkadar etanol minimal 99,5%. Rata-rata bioetanol hasil sulingan produsen skala rumahan berkadar 90-95%. Agar syarat itu tercapai, produsen dapat mencelupkan penyerap seperti batu gamping dan zeolit sehingga kadar etanol melonjak signifikan.

Selain itu, pemasok harus mengantongi izin usaha niaga bahan bakar nabati dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Ketua Tim Nasional Bahan Bakar Nabati Ir Alhilal Hamdi berupaya agar hubungan Pertamina-produsen skala kecil terjalin dengan mudah. 'Kami akan memfasilitasi agar tercipta mekanisme paling mudah bagi industri kecil yang memasok Pertamina tanpa perantara. Perantara itu kan biaya. Atau bisa juga langsung dikirim ke SPBU karena jaringan Pertamina luas,' ujar mantan menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu. Tentang harga beli, Yuttie mengatakan, 'Harga beli yang ditawarkan produsen harus kompetitif.' Saat ini Pertamina membeli 1 liter bioetanol Rp5.000.

Toh, produsen skala rumahan pun diberi kesempatan mengoplos alias mencampur bioetanol dan premium sendiri untuk dipasarkan. Produsen yang mengoplos tak perlu takut dicokok aparat karena memang dilindungi undang-undang. Yang menggembirakan bioetanol untuk bahan bakar bebas cukai. Itu bukti bahwa pemerintah memang serius mengembangkan bioetanol sebagai sumber energi terbarukan.(Source:www.trubus-online.com/)

amilase

Amilase


Amilase secara intensif digunakan dalam industri pangan untuk menghasilkan pemanis dan memperoleh glukosa, mebuat sirup glukosa untuk industri farmasi dan bir. Pada saat prosesing pati banyak menggunakan suhu tinggi maka enzim amylase yang termostabil menjadi kebutuhan. Enzim ini dihasilkan oleh mikroorganisme termotoleran seperti Chaetomium thermophilum, Scytalidium thermophilum atau Thermomyces lanuginosus. Alfa amylase adalah endo-enzim yang bekerja pda ikatan gula bagian dalam dari rantai molekul menghasilkan maltodektrin sebagai produk akhir. Glukoamilase adalah ekso-enzim yang menghidrolisis molekul pati dari sisi non-reduksidan membebaskan glukosa sebagai produk akhir.

Rhizopus microsporus var. rhizopodiformis menghasilkan alfa-amilase dan glukoamilase dalam jumlah tinggi pada fermentasi substrat padat dengan beberapa limbah pertanian seperti sekam, tepung singkong, bagas, jerami, tongkol jagung dan sebagainya. Bahan yang digunakan harus dibaashi terlebih dahulu. Kultur yang baik adalah yang memiliki pH awal 5 pada suhu 450C selama 6 hari dengan kelembapan relative sekitar 76%.

Sumber:

Peixoto-Nogueira. S. C., V. C. Sandrim., L. H. S. Guimara˜es ., J. A. Jorge., H. F. Terenzi., and M. L. T. M. Polizeli. 2008. Evidence of thermostable amylolytic activity from Rhizopus microsporus var. rhizopodiformis using wheat bran and corncob as alternative carbon source. Bioprocess Biosyst Eng. 31:329–334

PRODUKSI GULA UBIKAYU SKALA PEDESAAN

PRODUKSI GULA UBIKAYU SKALA PEDESAAN

Sebagai bahan kaya pati, ubikayu (kasava) merupakan bahan olah penting bagi pembuatan gula cair, khususnya sirup glukosa. Potensi pasarnya cukup kuat karena semakin luas penggunaannya oleh berbagai industri makanan dan industri obat-obatan. Masyarakat pedesaan berpeluang pula menambah nilai tambah produksi ubikayu mereka dengan mengolahnya menjadi sirup glukosa.

Nur Richana dkk dari Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian menunjukkan adanya peluang industri kecil gula cair kasava tingkat pedesaan dengan tersedianya alat-alat produksi pengolahan sederhana. Di antaranya ialah tangki reaktor berpengaduk yang bisa berfungsi untuk beberapa tahap pengolahan, penyaring bertekan dan kolom penukar ion.

Tangki reaktor berpengaduk digunakan untuk tahap-tahap proses likuifikasi, sakarifikasi dan proses penguapan. Tangki dilengkapi dengan alat pengaduk yang digerakkan motor, pengatur suhu. Pemanasan bisa menggunakan bahan bakar gas, minyak tanah atau lainnya.

Penyaring bertekan (filter press) berfungsi menyaring hasil proses pemucatan untuk menghasilkan sirup glukosa yang jernih. Sedangkan kolom penukar ion yang terdiri dari tiga kolom masing-masing secara berurutan berisi resin kation, resin anion dan kombinasi resin anion dan kation yang akan dilewati sirup.

Pembuatan sirup glukosa dilakukan melalui hidrolisis asam atau hidrolisis enzimatis terhadap pati. Dikemukakan, hidrolisis secara enzimatis dapat menghasilkan derajat konversi pati menjadi glukosa lebih tinggi dibanding hidrolisis secara asam.

Segi positif lainnya adalah aroma yang tetap bertahan. Tahapan proses pengolahan sirup glukosa sejak dari pati ialah likuifikasi, sakarifikasi, pemucatan, penyaringan, penukaran ion, penguapan, pengemasan dan penyimpanan. Berikut contoh proses dan proporsi takaran pada penanganannya dengan menggunakan bahan baku pati kasava sebanyak 20 kg yang akan menghasilkan gula cair sekitar 15-19 kg.

Pada tahap lukuifikasi, suspensi pati hasil campuran 20 kg pati dengan 60 liter air dipanaskan sampai mendidih sehingga tergelatinasi, yakni berubah menjadi kental. Pada saat pemanasan yang berlangsung selama 60 menit ini ditambahkan α-amilase sebanyak 20 ml sehingga terjadi proses dekstrinasi, yakni pecahnya pati menjadi dekstrin.

Proses Pembuatan Bioetanol

Proses Pembuatan Bioetanol

Singkong diolah menjadi bioetanol, pengganti premium. Menurut Dr Ir Tatang H Soerawidjaja, dari Tcknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB), singkong salah satu sumber pati. Pati senyawa karbohidrat kompleks. Sebelum difermentasi, pati diubah menjadi glukosa, karbohidrat yang lebih sederhana. Untuk mengurai pati, perlu bantuan cendawan Aspergillus sp. Cendawan itu menghasilkan enzim alfamilase dan gliikoamilase yang berperan mengurai pati menjadi glukosa alias gula sederhana. Setelah menjadi gula, bam difermentasi menjadi etanol.
Lalu bagaimana cara mengolah singkong menjadi etanol? Berikut Langkah-langkah pembuatan bioetanol berbahan singkong yang dilerapkan Tatang H Soerawidjaja. Pengolahan berikut ini berkapasitas 10 liter per hari.

1. Kupas 125 kg singkong segar, semua jenis dapal dimanfaatkan. Bersihkan dan cacah berukuran kecil-kecil.
2. Keringkan singkong yang telah dicacah hingga kadar air maksimal 16%. Persis singkong yang dikeringkan menjadi gaplek. Tujuannya agar lebih awet sehingga produsen dapat menyimpan sebagai cadangan bahan baku
3. Masukkan 25 kg gaplek ke dalam tangki stainless si eel berkapasitas 120 liter, lalu tambahkan air hingga mencapai volume 100 liter. Panaskan gaplek hingga 100"C selama 0,5 jam. Aduk rebusan gaplek sampai menjadi bubur dan mengental.
4. Dinginkan bubur gaplek, lalu masukkan ke dalam langki sakarifikasi. Sakarifikasi adalah proses penguraian pati menjadi glukosa. Setelah dingin, masukkan cendawan Aspergillus yang akan memecah pati menjadi glukosa. Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong. perlu 10 liter larutan cendawan Aspergillus atau 10% dari total bubur. Konsentrasi cendawan mencapai 100-juta sel/ml. Sebclum digunakan, Aspergilhis dikuhurkan pada bubur gaplek yang telah dimasak tadi agar adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek. Cendawan berkembang biak dan bekerja mengurai pati
5. Dua jam kemudian, bubur gaplek berubah menjadi 2 lapisan: air dan endapan gula. Aduk kembali pati yang sudah menjadi gula itu, lalu masukkan ke dalam tangki fermentasi. Namun, sebelum difermentasi pastikan kadar gula larutan pati maksimal 17—18%. Itu adalah kadar gula maksimum yang disukai bakteri Saccharomyces unluk hidup dan bekerja mengurai gula menjadi alkohol. Jika kadar gula lebth tinggi, tambahkan air hingga mencapai kadar yang diinginkan. Bila sebaliknya, tambahkan larutan gula pasir agar mencapai kadar gula maksimum.
6. Tutup rapat tangki fermentasi untuk mencegah kontaminasi dan Saccharomyces bekerja mengurai glukosa lebih optimal. Fermentasi berlangsung anaerob alias tidak membutuhkan oksigen. Agar fermentasi optimal, jaga suhu pada 28—32"C dan pH 4,5—5,5.
7. Setelah 2—3 hari, larutan pati berubah menjadi 3 lapisan. Lapisan terbawah berupa endapan protein. Di atasnya air, dan etanol. Hasil fermentasi itu disebut bir yang mengandung 6—12% etanol
8. Sedot larutan etanol dengan selang plastik melalui kertas saring berukuran 1 mikron untuk menyaring endapan protein.
9. Meski telah disaring, etanol masih bercampurair. Untuk memisahkannya, lakukan destilasi atau penyulingan. Panaskan campuran air dan etanol pada suhu 78"C atau setara titik didih etanol. Pada suhu itu etanol lebih dulu menguap ketimbang air yang bertitik didih 100°C. Uap etanol dialirkan melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan kembali menjadi etanol cair.
10. Hasil penyulingan berupa 95% etanol dan tidak dapat larut dalam bensin. Agar larul, diperlukan etanol berkadar 99% atau disebut etanol kering. Oleh sebab itu, perlu destilasi absorbent. Etanol 95% itu dipanaskan 100"C. Pada suhu ilu, etanol dan air menguap. Uap keduanya kemudian dilewatkan ke dalam pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati. Zeolit akan menyerap kadar air tersisa hingga diperoleh etanol 99% yang siap dieampur denganbensin. Sepuluh liter etanol 99%, membutuhkan 120— 130 lifer bir yang dihasilkan dari 25 kg gaplek

Sakarifikasi Fermentasi bioetanol

Bioetanol

Sakarifikasi Fermentasi bioetanol

Enzim adalah molekul biopoli-mer yang tersusun dari serangkaian asam amino dalam kompo-sisi dan susunan rantai yang teratur dan tetap. Enzim memegang peranan penting dalam berbagai reaksi di dalam sel. Sebagai protein, enzim diproduksi dan digunakan oleh sel hidup untuk mengkatalisis reaksi, antara lain konversi energi dan metabolisme pertahanan sel. Amilase mempunyai kemampuan untuk memecah molekul-molekul pati dan glikogen.Molekul pati yang merupakan polimer dari alfa-D-glikopiranosa akan dipecah oleh enzim pada ikatan alfa-1,4- dan alfa-l,6-glikosida. Secara umum, amilase dibedakan menjadi tiga berdasarkan hasil pemecahan dan letak ikatan yang dipecah, yaitu alfa-amilase, beta-amilase, dan glukoamilase.
Enzim alfa-amilase merupakan endoenzim yang memotong ikatan alfa-1,4 amilosa dan amilopektin dengan cepat pada larutan pati kental yang telah mengalami gelatinisasi. Proses ini juga dikenal dengan nama proses likuifikasi pati. Produk akhir yang dihasilkan dari aktivitasnya adalah dekstrin beserta sejumlah kecil glukosa dan maltose dimana terjadi hidrolisis antara air dan pati dengan konstanta reaksi 0,15831 per hour. Menurut Fogarty (1983) dan Whitaker (1972), alfa-amilase akan menghidro-lisis ikatan alfa-1-4 glikosida pada polisakarida dengan hasil degradasi secara acak di bagian tengah atau bagian dalam molekul. Purifikasi enzim alfa-amilase dari isolat Bacillus sp. MII-10 telah dilakukan dengan menggunakan alat preparative electrophoresis Prep Cell 491 BioRad. Karak-terisasi enzim meliputi kondisi katalitik (pH dan suhu) optimum, kestabilan, kine-tik, bobot molekul, inhibisi dan aktivitasnya terhadap beberapa senyawa kimia, serta kemampuan menghidrolisis pati ubi kayu. Hasil pemurnian ternyata mencapai peningkatan kemurnian enzim sebesar 4,6 kali dan perolehan kembali sebesar 11,2%. Aktivitas enzim alfa-amilase dari isolat Bacillus sp. MII-10 memerlukan pH optimum 7,0 dan suhu optimum 50-60oC. Enzim alfaamilase tersebut stabil pada pH 7,0 selama 24 jam pada suhu 4oC dan pada suhu 70oC selama 5 menit. Sifat kinetika enzim yang ditunjukkan oleh nilai Km adalah 0,169% terhadap substrat soluble starch setara dengan 1,69 mg/ml. Enzim tersebut memiliki afinitas cukup baik terhadap substrat dan mampu mencapai kecepatan katalitik maksimum pada konsentrasi substrat yang rendah (1,5% berat/volume). Inhibisi enzim alfa-amilase yang terjadi disebabkan oleh Na2CO3 (2 mM) 82,5%, AgNO3 (2 mM) 22%, EDTA (0,5 mM) 78%, sedangkan glukosa (2 mM) 98% dan malto-sa 94%. Berdasarkan pendugaan bobot molekul dengan elektroforesis menggu-nakan gel poliakrilamid, amilase dari Bacillus sp. MII-10 merupakan enzim yang aktif dalam persenyawaan dari empat subunit rantai protein, yang masing-masing berukuran sama (tetramer). Bobot molekul monomernya adalah 424,6 Dalton dan 168.413,8 Dalton untuk bobot molekul dalam persenyawaan tetra-mer. Hasil analisis jenis gula menunjukkan bahwa enzim amilase tersebut adalah alfaamilase, karena menghasilkan glukosa, maltosa, campuran oligosakarida, dan dekstrin, sama dengan alfa-amilase pembanding. Variasi waktu reaksi dari 0 sampai 24 jam menunjukkan produk yang tetap beragam, sehingga dapat di-simpulkan pola hidrolisis oleh enzim adalah endo alfa-amilase. Amilase kasar dari isolat Bacillus sp. MII-10 menghasilkan nilai dekstrosa ekivalen (DE) 14,04.
Enzim beta-amilase atau disebut juga alfa-l,4-glukanmaltohidrolas E.C. 3.2.1.2. bekerja pada ikatan alfa-1,4-glikosida dengan menginversi konfi-gurasi posisi atom C(l) atau C nomor 1 molekul glukosa dari alfa menjadi beta. Enzim ini memutus ikatan amilosa maupun amilopektin dari luar molekul dan menghasilkan unit-unit maltosa dari ujung nonpe-reduksi pada rantai polisakarida. Bila tiba pada ikatan alfa-1,6 glikosida aktivitas enzim ini akan berhenti.
Glukoamilase dikenal dengan nama lain alfa-1,4- glukan glukohidro-lase atau EC 3.2.1.3. Enzim ini menghidrolisis ikatan glukosida alfa-1,4, tetapi hasilnya beta-glukosa yang mempunyai konfigurasi berlawanan dengan hasil hidrolisis oleh enzim a-amilase. Selain itu, enzim ini dapat pula menghidrolisis ikatan glikosida alfa-1,6 dan alfa-1,3 tetapi dengan laju yang lebih lambat dibandingkan dengan hidrolisis ikatan glikosida a-1,4 Konversi pati menjadi etanol dapat melalui berbagai macam cara. Namun cara yang paling ekonomis adalah dengan melalui proses Sakarifikasi dm Fermentasi Simultan atau SFS (Shleser 1994). Dengan cara ini pati diubah menjadi glukosa oleh enzim Glukoamilase, kemudian langsung diubah menjadi etanol oleh ragi dalam satu tahap proses. Dengan demikian harus ada jumlah enzim Glukoamilase dan jumlah sel ragi tertentu yang memungkinkan kecepatan sakarifikasi berimbang dengan kecepatan konsumsi glukosa oleh ragi sehingga tidak akan terjadi akumulasi glukosa yang dapat menghambat aktifitas ragi dan aktivitas enzim Glukoamilase. Pada kondisi ini akan tejadi konversi pati menjadi etanol yang maksimal.